SINKRONISASI ESTRUS UNTUK MENGATUR WAKTU KAWIN DAN MEMINIMALISIR KEGAGALAN REPRODUKSI PADA TERNAK KAMBING
DOI:
https://doi.org/10.29303/jurnalpepadu.v3i2.512Keywords:
active citizens, mangrove, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, wisata edukasiAbstract
Sinkronisasi estrus (birahi) adalah salah satu teknologi reproduksi untk menciptakan munculnya estrus dalam waktu yang tepat dan bersamaan pada sekelompok ternak betina, sehingga memudahkan prediksi waktu birahi dan perkawinan untuk menghasilkan kebuntingan. Telah dilakukan pelatihan sinkronisasi estrus pada ternak kambing di Yayasan Al Madina Farm, Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong Tengah. Tujuannya adalah memberikan pemahaman tentang manfaat sinkronisasi estrus untuk mengatur waktu kawin dan meminimalisir kegagalan reproduksi pada ternak kambing. Setelah pelatihan, para peternak khususnya di kelompok mitra Yayasan diharapkan dapat melakukan sinkronisasi dan deteksi estrus sendiri untuk meningkatkan keberhasilan perkawinan atau insemnasi buatan (IB) dan mempercepat pertambahan populasi ternak kambing. Kegiatan dilakukan dengan metode partisipatif melalui penyuluhan dan pelatihan tentang memahami manfaat sinkronisasi estrus, praktik pembuatan perangkat alat sinkronisasi, cara dan lama waktu deposisi alat dalam vagina, pengeluaran (pencabutan) alat, deteksi estrus dan IB. Hasil kegiatan menunjukkan, para peserta telah memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang cara melakukan dan manfaat sinkronisasi estrus pada ternak kambing. Respon dan antusiasme peserta terhadap materi yang disuluhkan cukup baik, tergambar dari banyaknya pertanyaan dan diskusi tentang manfaat dan kekurangan sinkronisasi estrus, serta pengaturan waktu perkawinan atau IB dan kelahiran anak. Hasil evalusi menunjukkan, faktor pendukung kelancaran pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah antusiasme peserta dalam mengikuti penyuluhan dan latihan praktik. Pandemi Covid19 merupakan satu-satunya faktor penghambat yang sedikit membatasi jumlah peserta yang dapat dihadirkan. Simpulan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat baik dan berhasil karena para peserta menilainya sangat bagus dan bermanfaatReferences
Agung, A. A.G. 2015. Pengembangan model wisata edukasi-ekonomi berbasis industri kreatif berwawasan kearifan lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Vol. 4. No. 2. DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jishundiksha.v4i2.6380
Anwar, C., & Gunawan, H. 2007. Peranan Ekologis Dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Ekspose Hasil-Hasil Penelitian, September, 23–34.
Bodger, D. 1998. Leisure, learning, and travel. Journal of Physical Education Recreation & Dance, 69(4), 28-31. http://dx.doi.org/10.1080/07303084.1998.10605532
BPS Kabupaten Sumbawa. 2019. Kecamatan Utan dalam Angka 2019. Katalog BPS : 1102001.5204061. ISBN : 978-602-5567-64-3.
Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D.G. and Wanhill, S, (2005). Tourism; Principle and Practive, Third Edition, Harlow. Prentice Hall.
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTB. 2010. Dalam Bupati Sumbawa. 2011. Keputusan Bupati Sumbawa Nomor 570 tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gugusan Pulau Kramat, Bedil, dan Temudong, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa.
Ekasani, K. A., Bhuanaputri, N. K.A.W., Yosephanny, P., Alberta, F. J. 2020. The role of educational tourism for Indonesia development. Journal of Business on Hospitality and
Tourism. Vol 6. No 2. 170-176. https://dx.doi.org/10.22334/jbhost.v6i2
GWI. 2018. https://gpswisataindonesia.info/hutan-mangrove-di-provinsi-banten/.
Handoko, Hani T. 2009. Manajemen. Edisi 2. Cetakan Keduapuluh. BPFE Yogyakarta.
Heimlich, J. E. 2010. Environmental education evaluation: Reinterpreting education as a strategy for meeting mission. Evaluation and Program Planning, 33, 180-185.
Ilman, M., Wibisono, I. T. C., & Suryadiputra, I. N. N. (2011). State of the Art
Information on Mangrove Ecosystems in Indonesia State of the Art Information on
Lerner, A. L. 1999. A strategic planning primer for higher education. [online]. http://www.fgcu.edu/provost/files/strategic_planning_primer.pdf
Mangrove Ecosystems. 1–66. https://indonesia.wetlands.org/publications/state-of-the-artinformation-on-mangrove-ecosystems-in-indonesia/
Murdiyarso, D.; Purbopuspito, J.; Kauffman, J.B.; Warren, M.W.; Sasmito, S.D.; Donato, D.C.; Manuri, S.; Krisnawati, H.; Taberina, S.; Kurnianto, S. 2015. The Potential of
Indonesian Mangrove Forests for Global Climate Change Mitigation. Nature Climate Change 5: 1089-1092. https://doi.org/10.1038/nclimate2734
North American Association for Environmental Education Guidelines for Excellence in Environment Education. 2014. Project for excellence in environmental education. Washington, D.C; NAAEE. Available on http://www.naaee.org/publications/guidelines-for-excellence.
Pittman, J. (2003). Empowering individuals, schools, and communities. In: Solomon G, Allen N, Resta P (Eds), Toward digital equity: Bridging the divide in education.
Rusniati dan Haq, A. 2014. Perencanaan Strategis Dalam Perspektif Organisasi. Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 2, Nopember 2014 : 102 – 209.
Samah, A. A., and Ahmadian, M. 2013. Educational Tourism in Malaysia: Implications for International Development Practice. Asian Social Science. Vol. 9 No. 11. 17-23. :
http://dx.doi.org/10.5539/ass.v9n11p17
Spalding, M. M. K. L. C. (2010). World Atlas of Mangrove. Earthscan.
UNESCO. 2018. Policy Brief Advancing ESD Policy. UNESCO Global Action Programme on
Education for Sustainable Development. https://en.unesco.org/sites/default/files/gap_pn1_esd_and_the_sdgs_policy_brief_4_page_version.pdf
UNESCO. 2019. Global Action Programme on Education for Sustainable Development (2015-
. https://en.unesco.org/gap/priority-action-areas
UNFCCC. 2015. Adoption of the Paris Agreement; UN: New York, NY, USA, 2015. 8.