Evaluasi Potensi untuk Pendirian Usaha Rumahan sebagai bagian Pengembangan Kewirausahaan di Dusun Koloh Brora
Keywords:
Evaluasi Potensi, Pengembangan Kewirausahaan, Usaha RumahanAbstract
Sebagai salah satu daerah yang terdampak gempa, dusun Koloh Brora, di Kabupaten Lombok Utara tengah berbenah. Dusun Koloh Berora adalah desa yang menjadi pembuka sebelum dapat mengakses daerah lainnya yang menjadi tujuan wisata. Penurunan wisatawan yang drastis, menyebabkan kehidupan warga sekitar juga kehilangan sebagian besar pendapatannya. Untuk mengembangkan kewirusahaan maka para perempuan dan masyarakat sekitar dibekali berbagai keterampilan untuk dapat memulai usaha rumahan. Dikarenakan keterampilan sederhana yang diberikan menyasar kepada para perempuan di wilayah sekitar, maka keterampilan membuat jajanan sederhana diajarkan secara berkala pada perempuan yang berpartisipasi dalam program pengabdian ini. Tahapan pertama pelaksanaan pengabdian, dimulai dengan melakukan pendataan bagi para perempuan yang diidentifikasi dapat mengikuti program secara berkelanjutan, tahapan kedua adalah pelatihan berupa pemberian keterampilan membuat jajanan, tahapan ketiga adalah musyawarah dengan duduk bersama saling bertukar pikiran untuk sama-sama mengevaluasi kegiatan sebelumnya. Beberapa usul saran muncul sebagai hasil diskusi antara lain kurangnya peralatan memadai untuk memulai usaha mandiri, beberapa masyarakat mengharapkan bantuan berupa peralatan pembuat kue perorangan, untuk sementara peralatan pembuat kue di berikan kepada salah satu perwakilan saja.Terdapat indikasi pada saat musyawarah terkait peluang pasar bekerja sama untuk penjualan difasilitasi oleh salah seorang anggota masyarakat yang juga bekerja di pondok pesantren di wilayah Menggala. Sebelum memulai pemasaran lebih lanjut, dilakukan uji coba menjajakan produk di area bukit perkemahan Dusun Koloh Brora yang saat program dilakukan menjadi pasar potensial, karena terdapat kegiatan Jambore Pramuka, dimana pelajar yang tergabung dalam Pramuka dari seluruh Sekolah Dasar dan Menengah yang ada di Lombok Utara, dari hasil penjualan ternyata hampir 50% kue yang ditawarkan tidak laku terjual. Adapun jajanan yang ditawarkan sebagai variasi peningkatan keterampilan adalah bolu kukus, pukis, kue sumping, dan putu ayu. Kejadian di lapangan ini memberikan umpan balik pada tim pengabdian masyarakat untuk melakukan studi strategi pemasaran yang lebih kompleks pada konsumen, agar produk yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, kolaborasi tim pengabdian masyarakat dengan mahasiswa KKN di program berikutnya sebagai perpanjangan dari kegiatan pengabdian masyarakat diformulasikan sebagai solusi, akan tetapi alokasi dan penugasan dosen pembimbing lapangan yang sangat terbatas kembali menjadi kendala bagi keberlangsungan program ini. Sebagai bagian dari pelaksanaan program pengabdian ini, masyarakat setempat juga disarankan membuat kelompok yang memiliki legal format untuk menjamin komitmen dari masyarakat, khususnya para perempuan yang menjadi partisipan dalam program iniPublished
2019-12-13
Issue
Section
Tema 1 : Inovasi dalam Peningkatan Kesejahteraan dan Ekonomi Masyarakat