INOVASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI LAHAN KERING
Abstract
Petani jagung di lahan kering menghadapi dua persoalan utama, produktivitas tanaman yang rendah dan kekurangan modal usaha pada awal musim tanam. Rendahnya produktivitas diakibatkan oleh ketidakmampuan petani dalam menerapkan teknologi budidaya jagung karena biayanya yang tinggi. Minimnya modal usaha, yang biasanya diperoleh dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi di awal musim tanam, menjadi salah satu penyebab ketidakmampuan petani jagung untuk menerapkan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu dibutuhkan suatu inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani jagung di lahan kering. Inovasi yang dimaksud adalah suatu program kemitraan antara petani jagung di lahan kering dengan PT. Bank NTB sebagai pemberi modal usaha lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT. Syngenta sebagai penyedia benih, distributor pupuk sebagai penjamin pasokan pupuk dan penyuluh pertanian sebagai pemberi persetujuan kebutuhan pupuk petani. Universitas Mataram (UNRAM) berperan sebagai fasilitator untuk terjalinnya kemitraan serta penyedia inovasi teknologi budidaya tanaman jagung, yaitu teknologi tanam baris ganda. Kegiatan kemitraan dilaksanakan di beberapa kecamatan dengan lahan kering yang cukup luas di tiga kabupaten, yaitu Lombok Timur, Lombok Utara dan Sumbawa pada musim penghujan tahun 2016/2017, 2017/2018 dan 2018/2019. Dalam tiga tahun pelaksanaan kegiatan kemitraan, terjadi peningkatan produktivitas tanaman jagung rata-rata sebesar 1,2 ton/ha dan peningkatan pendapatan Rp 3.716.169/ha dari 1.801 orang menerima KUR. Jumlah petani yang mengadopsi teknologi tanam baris ganda tercatat sebanyak 3.221 orangPublished
2019-12-27
Issue
Section
Tema 1 : Inovasi dalam Peningkatan Kesejahteraan dan Ekonomi Masyarakat