Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza Pada Jagung Manis Di Desa Sesait Kecamatan Kayangan Terdammpak Gempa Lombok Utara
Authors
Wahyu Astiko
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Sudirman Sudirman
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Mery Windarningsih
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Irwan Muthahanas
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Abstract
Kelompok tani jagung manis yang ada di Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara saat ini masih melakukan budidaya jagung manis dengan teknologi budidaya yang masih konvensional. Hal ini terlihat dari input sarana produksi yang diterapkan tergolong tinggi. Petani biasa memberikan pupuk kimia Ponska dengan takaran 400 kg/ha dan Urea 450 kg/ha. Tentu ini jika ditinjau dari segi ekonomi merupakan pemborosan dan dari segi lingkungan tidak ramah lingkungan. Selain itu penggunaan pestisida yang kurang bijaksana yang biasa diterapkan petani setempat per satuan luas cenderung selalu meningkat. Hal tersebut mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan yaitu dapat mengganggu keseimbangan lingkungan seperti matinya musuh-musuh alami dan jasad bukan sasaran lainnya, resurgensi dan resistensi hama dan patogen, juga menyebabkan pencemaran lingkungan karena adanya residu pestisida di dalam tanah, air, tanaman dan kemungkinan dalam tubuh manusia. Berdasarkan situasi tersebut, maka telah dilakukan pengabdian pada masyarakat tentang aplikasi pupuk hayati mikoriza pada jagung manis di Desa Sesait Kecamatan Kayangan Terdampak gempa Lombok Utara. Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode pelatihan yang dilanjutkan dengan kerja praktek di lapangan dengan melakukan demonstrasi dan kaji tindak partisipatif aktif (active partisipatory action research). Hasil demplot jagung manis dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza dan penambahan bahan organik memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi konvensional petani. Kehadiran dan partisipasi petani selama pengabdian kepada masyarakat sangat antusias terhadap penyampaian materi penyuluhan. Pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan sangat baik, terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya dan relevansi pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan materi penyuluhan yang disampaikan