MENGGALI POTENSI PORANG SEBAGAI TANAMAN BUDIDAYA DI LAHAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI PULAU LOMBOK

Authors

  • Ismail Yasin Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Suwardji Suwardji Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Kusnarta Kusnarta Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Bustan Bustan Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Fahrudin Fahrudin Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Keywords:

Pupuk hayati mikoriza, ubi jalar ungu, tumpangsari, kacang hijau

Abstract

Luas hutan kemasyarakatan (HKm) adalah 3. 195 dan melibatkan lebih dari 13.890 petani . Lahan seluas itu perlu dikelola dengan kaidah  pengelolaan hutan yang lestari, agar terhindar dari kerusakan lingkungan.  Salah satu cara untuk mengajak petani HKm  menanam pohon tegakan lebih banyak adalah dengan mengajak mereka menanam Porang.  Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi tanaman porang yang ditanam pada kondisi iklim dan jenis tanah di HKm,  dan mengetahui respon petani HKm terhadap ajakan membudidayakan porang. Penelitian menggunakan metode  deskriptif dengan teknik survei. Data tanah diperoleh melalui pengamatan profil tanah dan penyelidikan secara cepat dari beberapa sifat tanah di lapang..  Kondisi iklim diperoleh dari  data curah hujan ± 30 tahun pada penakar hujan  terdekat, Tanggapan petani terhadap ajakan  menanam porang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa porang dapat tumbuh pada kondisi  iklim tropika basah (tipe iklimB atau C) ataupun iklim tropika semi kering (tipe iklim D dan E),  namun  iklim tropika basah lebih disukai. Porang dapat tumbuh di dataran rendah hingga  medium (≤ 600 m dpl). Dalam pertumbuhannya porang memerlukan naungan dari pohon tegakan.  Porang dapat tumbuh pada semua jenis tanah di HKm Pulau Lombok, asalkan tanahnya cukup subur, gembur dan mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Berdasarkan data luas lahan HKm  maka tersedia  peluang membudidayakn porang yang sangat besar di lahan HKm mengingat tanaman ini dapat tumbuh dan menghasilkan bila ditanam di bagian tanah yang kosong, di bawah pohon tegakan atau  di sela-sela tanaman semusim .  Respon petani terhadap ajakan untuk memanfaatkan lahannya untuk budidaya porang, bervariasi  dari sangat anthusias sampai pada tidak anthusias. Kelompok petani  yang mudah memperoleh informasi melalui gadgetnya memberi respons sangat anthusias, sedangkan kelompok petani yang kurang  anthusiassebenarnya mempunyai motif yang berbeda dalam mengikuti program. Mereka bersedia ikut  asalkan  memperoleh bantuan benih atau uang pemeliharaan tanaman. Kelompok terakhir adalah kelompok petani yang tidak anthusias karena lahan yang mereka garap bukan milik mereka sehingga mereka tidak memiliki hak untuk memutuskan keikut-sertaan mereka dalam program.

References

Lebot, V., 2009. Tropical Root and Tuber Crops: Cassava, Sweet Potato, Yams, and Aroids. CAB International, Oxfordshire, UK. Kim, J. et al., 2002. Ultrafast Dephasing of Photoexcited Polarons in Primary Doped Polyaniline. Journal of Physical Chemistry, 106, 1286-12873.

Utomo, J.S., dan E. Ginting, 2012. Komposisi kimia. Dalam: J. Wargiono dan Hermanto (Eds), Ubi Jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Balitkabi, Malang. Pp. 271-301.

Mohanraj, R. & Sivasankar, S. 2014. Sweet Potato (Ipomoea batatas [L.] Lam) - A Valuable Medicinal Food: A Review. J Med Food 17(7), 733–741.

Ayeleso, T.B., K. Ramachela and E. Mukwevho, 2016. A review of therapeutic potentials of sweet potato: Pharmacological activities and influence of the cultivar. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 15(12), 2751-2761.

Jusuf, M., S.A. Rahayuningsih, T.S.Wahyuni, dan E. Ginting. 2013. Antin 1: Varietas Unggul Ubijalar Mengandung Antosianin Yang Cocok Untuk Bahan Baku Kripik. Dalam: N. Saleh et al. (Eds), Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang, 22 Mei 2013. Balitkabi, Malang.

Ginting, E., J.S. Utomo, dan N. Richana, 2012. Keunggulan fungsional ubijalar dari aspek kesehatan. Dalam: J. Wargiono dan Hermanto (Eds), Ubi Jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Balitkabi, Malang. Pp. 302-316.

Wargiono, J., T.S. Wahyuni, dan A.G. Manshuri. 2012. Pengembangan areal pertanaman dan sistem produksi. Dalam: J. Wargiono dan Hermanto (Eds), Ubi Jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Balitkabi, Malang. Pp. 117-142.

Laxminarayana, K., K.S. John, A. Mukherjee, and C.S. Ravindran, 2015. Long-Term Effect of Lime, Mycorrhiza, and Inorganic and Organic Sources on Soil Fertility, Yield, and Proximate Composition of Sweet Potato in Alfisols of Eastern India. Comm. Soil Sci. Plant Analysis, 46, 605 - 618.

Cuéllar, A.E., L.R. Martinez, R.R. Espinosa, and E.E. Cuéllar. 2019. The Inoculation with an Effecient AMF Strain Decreases the Phosphoric Fertilizer Requirements in Ipomea batata (L) Lam in Dry Period. J. Chem. Environ. Biol. Engineering, 3(2), 13-18.

Sukmasari, M.D., B. Waluyo, dan A. Karuniawan. 2016. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat terhadap Efisiensi Pemupukan P, Serapan P dan Hasil Ubi Jalar. Dalam: A.A. Rahmianna et al. (Eds), Inovasi Teknologi Lahan Suboptimal untuk Pengembangan Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Pencapaian Kedaulatan Pangan Malang, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 25 Mei 2016. Balitkabi, Malang.

De Datta, S.K., Buresh, R.J., Samson, M.I., Obcemea, W.N. and Real, J.G. 1991. Direct Measurement of Ammonia and Denitrification Fluxes from Urea Applied to Rice. Soil Sci. Soc. Am. J., 55: 543-548.

Buresh, R.J., De Datta, S.K., Samson, M.I., Phongpan, S., Snitwongse, P., Fagi, A.M. and Tejasarwana, R. 1991. Dinitrogen and Nitrous Oxide Flux from Urea Basally Applied to Puddled Rice Soils. Soil Sci. Soc. Am. J., 55: 268-273.

Choudhury, A.T.M.A. and Kennedy, I.R. 2005. Nitrogen Fertilizer Losses from Rice Soils and Control of Environmental Pollution Problems. Comm. Soil Science and Plant Analysis, 36: 1625–1639.

Fujita, K., Ogata, S., Matsumoto, K., Masuda, T., Ofosu-Budu, G.K., and Kuwata, K. 1990. Nitrogen Transfer and Dry Matter Production in Soybean and Sorghum Mixed Cropping System at Different Population Density. Soil Sci. Plant Nutr., 36(2): 233-241.

Chu, G.X., Shen, Q.R. and Cao, J.L. 2004. Nitrogen fixation and N transfer from peanut to rice cultivated in aerobic soil in an intercropping system and its effect on soil N fertility. Plant and Soil, 263: 17-27.

Inal, A., Gunes, A., Zhang, F. and Cakmak, I. 2007. Peanut/maize intercropping induced changes in rhizosphere and nutrient concentrations in shoots. Plant Physiology and Biochemistry, 45: 350-356.

Bethlenfalvay G.J., Reyes-Solis, M.G., Camel, S.B. and Eerrera-Cerrato, R. 1991. Nutrient transfer between the root zones of soybean and maize plants connected by a common mycorrhizal mycelium. Physiologia Plantarum, 82: 423-432.

Wangiyana, W., Jaya, I.K.D. & Sunarpi, 2020. Effects of Mycorrhiza Biofertilizer and Additive Intercropping with Peanut on Growth, Bulb Formation, N and P Contents of Several Varieties of Shallot. Paper presented at The 3rd International Conference on Bioscience and Biotechnology, Mataram, Lombok, Indonesia, 12-14th October 2020.

Wangiyana, W., Farida, N. & Ngawit, I.K. 2020. Effect of peanut intercropping and mycorrhiza in increasing yield of sweet corn. Paper presented at The 1st International Conference on Sustainable Tropical Land Management, Virtual Conference, 16-18 September 2020, Indonesia.

Published

2021-02-09

Issue

Section

Articles