INSTRUMENTASI HIDROMETRI BERDURASI PENDEK UNTUK MENDUKUNG SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR DI KOTA MATARAM
Keywords:
Kacang Sayur, Hibrida, Kacang Tunggak, Kacang Panjang, AnthosianinAbstract
Banjir di perkotaan dengan luas daerah kecil, membutuhkan instrumen pencatat tinggi muka air sungai dengan durasi pendek, misal 5 – 20 menit. Hal ini disebabkan karena waktu tempuh aliran untuk mencapai debit puncak juga lebih pendek dibandingkan daerah yang luas, waktu puncaknya bisa mencapai 60 – 180 menit. Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengatur dan mengetahui akurasi alat dalam mencatat tinggi muka air pada jarak pendek, menengah dan jauh, sedangkan liku kalibrasi (rating curve) dilakukan setelah instrumen tersebut dikalibrasi. Liku kalibrasi dilakukan di bagian midstream dan downstream dari Sungai Ancar dengan mencatat tinggi muka air, mengukur elevasi dan luas penampang, serta mengukur kecepatan aliran sungai. Secara overall, besarnya penyimpangan pengukuran yang terjadi sebesar 3,209%. Sedangkan liku kalibrasi belum memberikan hasil yang memuaskan karena sangat tergantung pada fluktuasi kenaikan muka air sungai saat musim penghujan.References
Anyia, A.O. and H. Herzog. 2004. Genotypic variability in drought performance and recovery in cowpea under controlled environment. J. Agronomy & Crop Science 190, 151—159.
Aremu, C.O., M.A. Adebayo, O.J. Ariyo and B.B. Adewale. 2007. Classification of genetic diversity and choice of parent for hybridization in cowpea (Vigna unguiculata L. Walp.) for humid savana ecology. African J. of Biotechnology 6(20): 2333-2339.
Bressani, R. 1985. Nutritive value of cowpea. p. 353-359. In: S.R. Singh and K.O. Rachi (eds.), Cowpea research, production and utilization. John Wiley and Sons.
Fatokun, C.A. and B.B. Singh. 1987. Interspecific hybridization between Vigna pubescens and V. unguiculata L. Walp. through embryo rescue. Plant Cell, Tissue and Organ Culture 9: 229-233.
Karsono, S., 1998. Ekologi dan Daerah Pengembangan Kacang Tunggak di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Ubi-ubian, Malang. Hal 59 – 72.
Singh, BB, HA Ajicgbe, SA Tarawali, SF Rivera, M. Abubakar. 2003. Improving the Production and Utilization of Cowpea as Food and Fodder. Field Crop Research 84: 169-177.
Shi, C., J. Zhu, X. Yang, Y. Yu, dan J. Wu. 1999. Genetic analysis for protein conten in indica rice. Euphytica 107: 135 – 140.
Turkova, V dan E. Klozova. 1985. Comparation of seed protein in some representatives of the genus Vigna. Biologia Plantarium 27(1): 70-73.
Ujianto, L., Idris, dan T. Mulyaningsih, 2003. Evaluasi sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kacang Tunggak, Kacang tanah, dan Komak Lokal Nusa Tenggara Barat. Fakultas Pertanian Unram, Mataram.
Umaharan, P., R.P. Ariyanayagam, dan S.Q. Haque, 1997. Genetic Analysis of Yield and Is Components in Vegetable Cowpea (Vigna unguiculata L.Walp). Eupgytica 96:207-213.
Vencovsky, R. and J. Crossa. 2003. Measurements of representativeness used in genetic resources conservation and plant breeding. Crop Sci. 43:1912-1921.
Vidya, C., S. Kumar. and V. Kumar 2002. Genetic variability and heritability of yield and related characters in yard-long bean. Journal of Tropical Agriculture 40 (2002): 12-14