KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LEKAT TULANGAN BETON MEMADAT SENDIRI (SELF COMPACTION CONCRETE)

Authors

  • Ngudiyono Ngudiyono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
  • I Nyoman Merdana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
  • Fathmah Mahmud Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
  • Jauhar Fajrin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Keywords:

Kondisi Kesehatan, Ekosistem, Rumput Laut, Padang Lamun, Mandalika

Abstract

Pengunaan beton konvensional pada bagian struktur dengan jarak tulangan yang rapat, hasil pengecoran menjadi kurang sempurna, beton menjadi keropos, banyak berongga sehingga menyebabkan kuat lekat tulangan beton menjadi menurun. Salah cara agar hasil pengecoran menjadi baik adalah dengan mengunakan material beton yang mampu memadat sendiri (Self Compacting Concrete atau SCC). Pengujian Pull Out dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis tulangan polos dan ulir terhadap kuat lekat tulangan beton memadat sendiri. Hasil penelitian menunjukkan kuat lekat tulangan ulir beton memadat sendiri (SCC) lebih baik daripada tulangan polos. Kuat lekat tulangan polos antara 4,95 MPa – 7,51 MPa, sedangakan tulangan ulir antara 12,87 MPa – 17,88 MPa atau sekitar 3 kali kuat lekat tulangan polos. Hasil analisis dengan model empiris dari penelitian sebelumnya diperoleh bahwa antara hasil ekperimen dan model memiliki tingkat akurasi cukup baik, dimana koefisien korelasi (R2) mencapai nilai 0,89.

References

Ahyadi H. & I.W. Suana. 2019. Profil Keanekaragaman Jenis Biota dan Status Ekosistem di Perairan Pesisir Mandalika. Laporan Akhir Penelitian. Kerjasama PKPSAL dan ITDC The Mandalika.

Green, E.P. & Short, F.T. 2003. World Atlas of Seagrass. Prepared by the UNEP World Conservation Monitoring Centre University of CaliforniaPress. Berkeley: USA.

Kenworthy WJ, Wyllie-Echeverria S, Coles RG, Pergent G, Martini CP. 2006. Seagrass Conservation Biology: An Interdisciplinary Science for Protection of the Seagrass Biome. Di dalam Larkum AWD, Orth RJ, Duarte CM (eds) Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. hlm 595-623. Springer. Netherlands.

Kiswara, W. 1994. Keanekaragaman dan sebaran lamun di Teluk Kuta dan gerupuk, lombok selatan. Jakarta.

Rahmawati S, A Irawan, MH Azkab. 2014. Panduan Monitoring Padang Lamun. Coremap-CTI. LIPI. Jakarta.

Sjafrie NDM, UE Hermawan & B Prayudha. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver. 02. Pusat penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta.

Syukur, A. 2015. Distribusi, Keragaman Jenis Lamun (Seagrass) dan Status Konservasinya di Pulau Lombok. Jurnal Biologi Tropis. 15 (2):171-182.

Wijaya D., AS Nastiti., & A Rahman. 2016. Komposisi dan Tutupan Padang Lamun Pada Perairan Teluk di Kabupaten Lombok Tengah. Prosiding Seminar Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan ke -V

Published

2021-02-09

Issue

Section

Articles