SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA COOKIES DARI TEPUNG BIJI NANGKA DIMODIFIKASI

Authors

  • Siska Cicilia Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
  • Eko Basuki Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
  • Ahmad Alamsyah Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
  • I Wayan Sweca Yasa Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
  • Lingga Gita Dwikasari Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
  • Rafika Suari Mahasiswa Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Keywords:

Bawang Merah, Jarak Tanam, Vertikultur

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat fisik dan daya terima cookies yang dibuat dari tepung biji nangka yang sudah dimodifikasi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di laboratorium dengan rancangan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini adalah rasio terigu dengan tepung biji nangka dimodifikasi dengan P1 (100%:0), P2 (85%:15%), P3 (70%:30%), P4 (55%:45%), P5 (40%:60%), dan P6 (25%:75%) dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah sifat fisik (daya patah dan warna) dan daya terima atau kesukaan (aroma, rasa, tekstur, dan warna). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk sifat fisik dan Duncan atau DMRT ( Duncan's Multiple Range Test) untuk daya terima pada taraf nyata 5% jika terdapat perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukan rasio terigu dengan tepung biji nangka dimodifikasi memberikan pengaruh terhadap sifat fisik dan daya terima cookies. Semakin banyak penambahan  tepung biji nangka dimodifikasi akan meningkatkan daya patah dan menurunkan tingkat kecerahan cookies. Daya terima terbaik adalah cookies dengan penambahan 45% tepung biji nangka dimodifikasi.

References

Andrian N., Mariati dan F.E.T. Sitepu. 2018. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pada Pemberian Hidrogel dan Frekuensi Penyiraman Dengan Sistem Vertikultur. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi. 6(2) April 2018 (44)286-293.

Gardner FP., Pearce RB. and Mitchell RL. 1991.Plant Physiologi. . UI Press. Jakarta.

Gebeye, A.H., B. Tesfoye and W/ Worku. 2917. Seed Yield of Onion (Allium cepa L.) as Affected by Bud Size and Intra-row Spacing.

Hidayati, N., P. Rosawamti, F. Arfianto dan N. Hanafi. 2018. Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. 3(1) : 40-46 .

Lakitan, B. 2011. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. P.T. Raja Garafindo. Jakarta.

Pandita, V.K., S. C. Rana, D. Chaudhry and V. Kumar. 2004. Effect of Plant Spacing on Onion (Allium cepa L.) Seed Yield and Quality. Indian Journal of Agricultural of Sciences. 74(12) : 679 - 674.

Sitepu, BH. Sabar G. dan Mariati. 2013. ResponPertumbuhan dan ProduksiBawang Merah (Allium ascalonicum var. Tutuk). Jurnal online Agroteknologi. Vol 1, No. 3, Juni 2013

Sitompul S.M. dan Guritno B. 1995. Analisis PertumbuhanTanaman. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Sufyati, Y., Said I. A,K dan Fikrinda. 2006. UkuranFisik dan Jumlah Umbi per Lubang terhadap Pertumbuhan dan hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Frolatek2 : 43/54

Published

2021-02-10

Issue

Section

Articles