KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBUATAN PRODUK SAMPAN KOMPOSIT SANDWICH

Authors

  • I Made Suartika Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
  • Agus Dwi Catur Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Keywords:

iklim, muson, angin, anomali

Abstract

Sampan komposit sandwich merupakan pengembangan produk sampan dengan bahan komposit sandwich sebagai upaya mengatasi kelangkaan kayu sebagai bahan sampan dan terjaminnya keamanan nelayan dalam operasionalnya. Dalam operasionalnya nelayan akan merasa aman karena sampan komposit sandwich memiliki beberapa kelebihan seperti; lebih ringan, tidak tenggelam bila terjadi kebocoran, massa jenis yang lebih kecil, dan memiliki kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampan berbahan GFRP dan kayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian teknis dan ekonomis dari pembuatan produk sampan komposit sandwich. Kajian teknis bertujuan untuk mengetahui jumlah dan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian unit produk dengan metode stop watch time study.  Kajian ekonomis dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya produksi sampan komposit sandwich. Hasil kajian teknis dan ekonomis tersebut digunakan untuk menentukan titik impas (BEP) sebagai ukuran kelayakan produksi produk sampan sandwich. Berdasarkan hasil kajian teknis lamanya waktu yang dibutuhkan memproduksi sampan komposit sandwich adalah 30 jam (4 hari) dengan 2 tenaga kerja dan shift kerja 8 jam/hari. Dari kajian ekonomis diketahui biaya tetap/fixed cost (FC )= Rp. 1,194,988 dan biaya variabel/unit(c) = Rp. 2,919,525.  Setelah dilakukan analisis titik impas (BEP) diketahui total unit produksi minimum perbulan yang diasumsi harga jual ( ) produk dengan prosentase keuntungan 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, dan kemampuan produksi 6 unit/bulan, yaitu berturut-turut;  4 unit/bulan, 3 unit/bulan, 2 unit/bulan, 2 unit/bulan, 1 unit/bulan. Analisa BEP tersebut nantinya dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan harga, waktu pengerjaan terkait dengan jumlah pesanan produk, dan pengalokasian tenaga kerja

References

Partridge, I.J., Ma’shum, M., 2002. Kapan Hujan Turun; Dampak Osilasi Selatan dan El Nino di Indonesia. Publishing Services, DPI. Brisbane. 52h.

Chang, C.P., B. Wang, and N.C.G. Lau, 2005. The Global Monsoon System: Research and

Forecast. Report of International Committee of the Third International Workshop on Monsoons(IWM-III), Hangzou, China. pp: i- iv.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), 1994. Rainfall Type in Indonesia. BMG. Jakarta

BMKG, 2020. Peta Angin Muson di Indonesia. https://www.climatestotravel.com/climate/indonesia

Diunduh, 15 Pebruari 2020.

Yi Loo, Y, L. Billa, A. Singh, 2014. Effect of climate change on seasonal monsoon in Asia and its impact on the variability of monsoon rainfall in Southeast Asia. Geoscience Frontier. Vol. 6 (2015), pp:817-823.

Mahrup, dan M.H. Idris, 2018. Arah Pergerakan Awan dan Distribusi Hujan di Lombok. Prosiding Seminar Nasional SAINTEK 2018. LPPM- Universitas Mataram. Mataram, 27 Oktober 2018, pp:322 - 333.

Riccialdulli,L., F.J. Wentz, 2011. ReprocessedQuickSCAT(V04) wind vector withKu-2011:

Geophysical model function , RSS technical report number043011, Remot sensing systems. Santa Rosa , CA, 8 pp.

IRI, 2020. Wind Vector in Indian Ocean Sector:

https://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/Global/Atm_Circulation/Tropical_ Wind_IndianOcean.html. diunduh pada 10 April 2020.

Al Asheikh, A.A., and Tarawaneh Q.Y., 2013. An analysis of dry spells pattern intensity and duration in Saudi Arabia. Middle East Journal of Scientific Research, Vol. 13, No. 3. p:314-317.

Walpole, R.W., 1974. Introduction to Statistics. 2nd Ed. MCMillan Publishing Co. Inc. Mew York

BMKG- NTB, 2014. Analisis Curah Hujan Bulan Januari 2014 dan Prakiraan Curah Hujan bulan Maret, April dan Mei 2014 di Nusa Tenggara Barat. Stasiun Klimatologi Kediri NTB. 26p.

Published

2021-01-25

Issue

Section

Articles