UJI DAYA HASIL GALUR GALUR PADI BERAS MERAH DAN HITAM DI LAHAN GOGO DATARAN RENDAH

Authors

  • I Gusti Putu Muliarta Aryana Program Pascasarjana Lahan kering Universitas Mataram
  • I Wayan Sutresna Program Pascasarjana Lahan kering Universitas Mataram
  • Kisman Kisman Program Pascasarjana Lahan kering Universitas Mataram

Keywords:

Biochar, mikrobia tanah, pemupukan terpadu, tanaman jagung

Abstract

Padi beras merah dan hitam merupakan salah satu pangan fungsional penting  karena kandungan antosianninya yang tinggi, sangat bermanfaat bagi kesehatan.  Salah satu proses untuk menghasilkan padi varietas unggul baru adalah dengan  melakukan uji daya hasil. Tujuan  ingin dicapai dari  kegiatan ini adalah:  untuk  menguji daya hasil galur galur padi  beras merah  tipe ideal  dan padi beras hitam di lahan gogo dataran rendah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April  sampai bulan Agustus 2021 di lahan gogo dataran  rendah  100 mdpl  kabupaten Lombok Tengah NTB. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 15 perlakuan yaitu 5 galur  padi beras merah tipe ideal hasil seleksi Pedigree F5, 5 galur padi beras hitam  hasil seleksi bulk F10 Pedigre F4, 4 tetua (Galur Harapan  Padi beras merah F2BC4P19-36, Baas Selem, Situ patenggang dan varietas pembanding padi gogo beras merah Impago Unram 1, yang diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan  pada variabel  tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif dan non produktif, panjang malai, jumlah gabah beri dan hampa permalai, bobot 100 butir gabah, bobot gabah per rumpun dan potensi hasil ton/ha. Hasil penelitian menunjukan galur padi beras merah G6 (F5vIPB3S/F2BC4P19-63//Fat/F2BC4P19-63-PD3/83 (5,14 t/ha) dan galur padi beras hitam G10 F91/1/6/P3 (5,29 t/h) menunjukan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan varietas pembanding Impago Unram 1 (7,58 t/ha)  namun tidak berbeda dengan tetuanya padi beras merah GH Beras Merah F2BC4P19-36  (5,49 t/ha), Baas Selam (4,83 t/ha) dan Situ Patenggang (4,89 t/ha).

References

Arifin, Z., & Susilowati, L. E. (2020). SOSIALISASI PEMUPUKAN TERPADU PUPUK BIO-ORGANIK FOSFAT DAN ANORGANIK PADA TANAMAN KEDELAI. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(5), 958–968.

Atmojo, S. W. (2006). Degradasi lahan & ancaman bagi pertanian. Solo Pos, 7.

Baiamonte, G., De Pasquale, C., Marsala, V., Cimò, G., Alonzo, G., Crescimanno, G., & Conte, P. (2015). Structure alteration of a sandy-clay soil by biochar amendments. Journal of Soils and Sediments, 15(4), 816–824.

Bouajila, K., & Sanaa, M. (2011). Effects of organic amendments on soil physico-chemical and biological properties. J. Mater. Environ. Sci, 2(1), 485–490.

Budhisurya, E., Anggono, R. C. W., & Simanjuntak, B. H. (2013). Analisis kesuburan tanah dengan indikator mikroorganisme tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan di Plateau Dieng. Agric, 25(1), 64–72.

Chairuman N. 2008. Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula Pada Beberapa Tingkat Pemberian Kompos Jerami Terhadap Ketersediaan Fosfat Serta Pertumbuhan dan Prosduksi Padi Gogo di tanah Ultisol. [Skripsi, Unpublished] Universitas Sumatra Utara. Medan.

Djajakirana, G. (2003). Metode-Metode Penetapan Biomassa Mikroorganisme Tanah secara Langsung dan Tidak Langsung: Kelemaahn dan Keunggulannya (Direct and Indirect Methods of Soil Microbial-Biomass Determination: Weakness and Strength). Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 5(1), 29–38.

Gani, A. (2018). Potensi arang hayati biochar sebagai komponen teknologi perbaikan produktivitas lahan pertanian.

Grossman, J. M., O’Neill, B. E., Tsai, S. M., Liang, B., Neves, E., Lehmann, J., & Thies, J. E. (2010). Amazonian anthrosols support similar microbial communities that differ distinctly from those extant in adjacent, unmodified soils of the same mineralogy. Microbial Ecology, 60(1), 192–205.

Juriga, M., Šimanský, V., Horák, J., Kondrlová, E., Igaz, D., Polláková, N., Buchkina, N., & Balashov, E. (2018). The effect of different rates of biochar and biochar in combination with N fertilizer on the parameters of soil organic matter and soil structure. Journal of Ecological Engineering, 19(6).

Kurniawan, A., Haryono, B., Baskara, M., & Tyasmoro, S. Y. (2016). Pengaruh penggunaan biochar pada media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4(2).

Laird, D. A., Fleming, P., Davis, D. D., Horton, R., Wang, B., & Karlen, D. L. (2010). Impact of biochar amendments on the quality of a typical Midwestern agricultural soil. Geoderma, 158(3–4), 443–449.

Liang, B., Lehmann, J., Sohi, S. P., Thies, J. E., O’Neill, B., Trujillo, L., Gaunt, J., Solomon, D., Grossman, J., & Neves, E. G. (2010). Black carbon affects the cycling of non-black carbon in soil. Organic Geochemistry, 41(2), 206–213.

Nurida, N. L., Rachman, A., & Sutono, S. (2015). Biochar Pembenah Tanah yang Potensial. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Obia, A., Mulder, J., Martinsen, V., Cornelissen, G., & Børresen, T. (2016). In situ effects of biochar on aggregation, water retention and porosity in light-textured tropical soils. Soil and Tillage Research, 155, 35–44.

Purakayastha, T. J., Kumari, S., & Pathak, H. (2015). Characterisation, stability, and microbial effects of four biochars produced from crop residues. Geoderma, 239, 293–303.

Puspitasari A. 2006. Pupuk Hayati Azotobacter dan Mikrob Pelarut Fosfat untuk Meningkatkan Pertumbuhan Jagung pada Ultisol Dramaga. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Published

2022-01-31

Issue

Section

Articles